Salam Sada Roha

Welcome To Freedom Area *Human Love Human*

Senin, 17 September 2012

Pemerintah Tidak Serius Menangani Kebrutalan Geng Motor (Opini Analisa)




Oleh : Eka Azwin Lubis

Isu kebrutalan geng motor kembali merebak dan mengganggu kenyamanan dan keamanan masyarakat di beberapa kota di Indonesia. Ulah dan tindakan mereka semakin anarkis dan sangat meresahkan masyarakat. Mereka umumnya melakukan aksinya pada malam dini hari disaat kebanyakan orang sudah tertidur lelap sehingga tidak banyak yang mengetahui ulah mereka dalam menjalankan aksinya untuk merusak fasilitas umum, bertindak ugal-ugalan dalam mengendarai sepeda motor, bahkan menyerang orang lain yang sedang berada disekitar mereka.
Kejadian-kejadian seperti itu acap kali terjadi dibeberapa kota di Indonesia karena selama ini belum ada tindak tegas yang diberikan pemerintah khususnya pihak kepolisian atas ulah brutal mereka. Di Jakarta, kebrutalan geng motor sering mengakibatkan nyawa orang lain melayang. Tidak jelas apa maksud dari tindakan brutal yang dilakukan oleh komplotan geng motor yang berujung pada melayangnya nyawa orang lain tersebut.
Pihak kepolisian sendiri saat ini belum bisa memastikan apa motif yang mendasari tindakan geng motor tersebut dan apa tujuan yang ingin mereka capai dengan cara menggangu kenyamanan dan keamanan orang lain tersebut. Kawasan ibukota yang harusnya merupakan wilayah yang menerapkan penjagaan ekstra ketat untuk menciptakan keamanan dan kondusifitas daerah yang merupakan sentral negara tersebut, seolah kecolongan dengan terjadinya beberapa tindak anarkis yang dilakukan oleh awak geng motor.
Geng motor di Jakarta menurut budayawan Arswendo Atmowiloto, biasanya dihuni oleh anak remaja yang umumnya berusia belia dan senantiasa melakukan kegiatan rutin untuk kumpul-kumpul disatu tempat yang mereka jadikan markas, seperti wilayah Matraman dan kawasan Pondok Indah. Meraka biasanya beroperasi saat malam mulai larut karena disaat-saat seperti itulah fokus masyarakat akan dunia luar mulai berkurang karena kebanyakan telah beristirahat.
Diawali oleh balapan-balapan liar yang dilakukan oleh sesama anggota geng motor, kemudian setelah itu mereka sama-sama bergerak menyusuri jalanan ibukota untuk menebar ancaman kepada setiap orang yang ada disekitar area yang mereka lintasi. Apabila ada orang yang kurang senang dan memberi respon berupa teguran terhadap ulah mereka yang ugal-ugalan dan dikhawatirkan akan menggangu keamanan orang lain, mereka tidak segan-segan untuk menganiaya orang tersebut hingga babak belur bahkan tewas.
Tidak hanya diwilayah ibukota Jakarta saja ulah geng motor yang meresahkan warga terjadi. Di Makassar, Sulawesi Selatan, gerombolan geng motor yang bertindak anarkis, pernah mengakibatkan seorang Mahasiswa tewas. Ibrahim, yang merupakan Mahasiswa Universitas Negeri Makassar jurusan olahraga, tewas dikeroyok anggota geng motor sepulangnya dari manghadiri acara yang digelar oleh salah satu Ormas di Makassar. Ia bersama rekan-rekannya yang juga merupakan anggota ormas tersebut berpapasan dengan gerombolan geng motor yang sedang berkonvoi dan tiba-tiba tanpa motif yang jelas kawanan geng motor yang jumlahnya puluhan tersebut langsung menganiaya korban hingga tewas. Teman-teman korban yang melihat kejadian tersebut langsung menyelamatkan diri karena jumlah antara mereka yang tidak berimbang.
Sementara di Medan aksi brutal geng motor acap kali terjadi dan kerap menghantui kenyamanan dan keamanan warga Medan. Anggota geng motor di Medan umumnya dihuni oleh anak-anak yang usianya masih sangat muda dan kebanyakan dari mereka masih berstatus sebagai pelajar. Mereka tergabung dalam kelompok atau geng yang jumlahnya sangat banyak tersebut. Sama halnya seperti di Jakarta dan Makassar, mereka biasanya melancarkan aksi terornya pada dini hari untuk menyerang orang-orang yang ada disekitar mereka dan merusak fasilitas umum yang ada termasuk pos jaga polisi.
Seperti yang terjadi beberapa bulan silam disaat komplotan geng motor yang kebanyakan merupakan anak dibawah umur merusak sekolah Panca Budi dikawasan jalan Gatot Subroto Medan karena perselisihan yang terjadi antara siswa Panca Budi dengan salah seorang anggota geng motor yang kemudian memanggil teman-temannya dan langsung melempari sekolah tersebut hingga beberapak kaca sekolah pecah.
Meskipun sudah beberapa orang anggota geng motor berhasil ditangkap pihak kepolisian, namun hingga kini belum bisa keberadaan geng motor ini diberantas hingga tuntas. Padahal jika ada keseriusan dari pihak yang berwajib untuk memberantas tindakan anarkis ala geng motor ini, bukan hal yang sulit untuk mengungkap dan memberantasnya.
Pemerintah Harus Tegas
Sungguh hal yang ironis melihat tindakan yang ditimbulkan oleh kawanan geng motor yang senantiasa menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran kepada masyarakat. Motif yang tidak jelas tersebut membuat orang terus dihantui kecemasan karena tidak ada ketetapan waktu dan tempat bagi mereka untuk melakukan tindakan anarkis tersebut. Dimana dan kapan saja mereka punya niat untuk menebar teror terserah pada kehendak hati mereka dan tidak ada yang mengetahuinya kecuali geng mereka sendiri.

Pihak kepolisian agaknya harus bekerja lebih maksimal dan serius dalam mengungkap motif teror yang ditimbulkan oleh kawanan geng motor dan memberantas keberadaan geng jalanan ini. Tindakan tegas harus lebih diterapkan kepada mereka yang tertangkap agar ada efek jera dan enggan untuk mengulangi tindakan yang kebanyakan hanya berdasar pada hura-hura semata tersebut.
Apalagi tersiar kabar yang menyatakan bahwa ada oknum-oknum tertentu yang berada dibalik tindakan brutal geng motor ini. Beberapa anggota geng motor diindikasi merupakan anak para pejabat negara sehingga tidak ada sanksi tegas yang diberikan kepada mereka yang tertangkap atau upaya optimal yang dilakukan oleh aparat kepolisian dalam mengungkap dan memberantas keberadaan mereka.
Sikap aparat kepolisian seperti inilah yang justru dikhawatirkan akan menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran akan ancaman yang ditimbulkan oleh geng motor kepada masyarakat karena tidak ada tempat pengaduan yang bisa berbuat maksiamal untuk melindungi keamanan masyarakat.
Seperti yang terjadi di Jakarta, saat kawanan geng motor melancarkan aksi anarkisnya dan menyerang orang yang ada disekitar mereka pada dini hari, beberapa warga yang menyaksikan kejadian tersebut mencoba untuk melapor kepada aparat kepolisian terdekat untuk mengamankan anggota geng motor yang semakin bertindak brutal tersebut. Namun sial bagi warga karena pada saat itu tidak ada petugas yang bersiaga dan dapat untuk dimintai pertolongan. Apakah ini merupakan indikasi bahwa tidak adanya keseriusan oleh polisi untuk memberantas geng motor yang bertindak anarkis ini. Padahal seharusnya mereka tetap bersiaga terutama menyusul ancaman teror yang dilakukan oleh anggota geng motor beberapa hari terakhir.
Padahal apabila pemerintah dalam hal ini pihak kepolisian tidak serius untuk memberantas keberadaan geng motor ini, maka sesungguhnya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) telah dilakukan oleh pemerintah karena tidak mampu melindungi hak masyarakat akan keamanan dan ketentraman dalam menjalankan kehidupannya. Sebab hak atas keamanan sebagai warga masyarakat merupakan hak sipil yang dimiliki oleh setiap orang dan harus dilindungi oleh negara seperti yang diatur dalam pasal 8 Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM yang berbunyi Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia terutama menjadi tanggung jawab Pemerintah. Sehingga apabila polisi yang merupakan alat negara yang berfungsi untuk menciptakan keamanan bagi masyarakat tidak mampu untuk menjalankan perannya untuk melindungi hak masyarakat tersebut, maka negara telah melakukan pelanggaran HAM.
Dan jika benar asumsi yang menyatakan bahwa ada oknum tertentu dan merupakan pejabat negara yang berada dibalik perlindungan terhadap tindak anarkis oleh geng motor hingga membuat polisi enggan untuk mengungkap kasusnya, maka semakin jelaslah pelanggaran HAM telah terjadi dibalik tindakan brutal dan anarkis yang dilakukan oleh geng motor.***

Penulis adalah Kabid PTKP HMI FIS dan Staf Pusham Unimed
Sumber : Analisa 7 September 2012

0 comments:

Posting Komentar