Salam Sada Roha

Welcome To Freedom Area *Human Love Human*

Kamis, 09 Mei 2013

Apresiasi Muncul Karena Keteladanan (Opini Galamedia)


Oleh : EKA AZWIN LUBIS
MICHAEL Hart pernah merilis satu buku berisi tentang tokoh-tokoh paling berpengaruh yang pernah ada dalam peradaban dunia ini. Dalam buku tersebut, nama nabi besar Muhammad SAW menempati urutan pertama sebagai tokoh yang paling populaer dan berpengaruh paling besar dalam sejarah hidup manusia.
Tentu buku tersebut dibuat bukan tanpa hasil penelitian yang asal-asalan. Penulis buku tersebut telah terlebih dahulu me­ngum­pulkan informasi dan data yang sangat akurat mengenai sosok-sosok para tokoh yang akan dimasukannya kedalam buku­nya. Peringkat dua dan tiga dalam buku tersebut menempatkan nama Sir Issac Newton dan Isa Almasih (Yesus Kristus) sebagai tokoh yang juga memiliki andil besar terhadap peradab­an dunia.
Hasil dari kesimpulan buku tersebut bukanlah sesuatu yang berlebihan. Memang sewajarnya nabi besar Muhammad mendapat apresiasi yang cukup tinggi oleh setiap manusia yang ada di dunia ini, karena mampu membawa suatu perubahan yang sangat signifikan dalam tatanan kehidupan masyarakat jahiliyah di Arab. Nabi Muhammad SAW membawa konsep masyarakat madani dengan konsep islam yang rahmatan lil alamin, yang kini justru tidak hanya dirasakan oleh mereka yang berada di jazirah arab namun juga semua manusia di seluruh penjuru dunia.
Suka atau tidak suka, kita harus berani jujur untuk mengatakan, beliau sebagai sosok pemimpin yang tidak hanya ber­juang untuk menyebarkan agama Islam dan memberi perubahan dalam kehidupan masyarakat yang gelap tanpa aturan. Nabi Muhammad SAW juga membawa pengaruh yang beliau berikan ke­pa­da dunia, tidak hanya dirasakan oleh umat Islam semata yang menjadikan beliau sebagai suri teladan dalam kehidupan, namun semua umat manusia terlepas da­ri apapun golongan dan agamanya. Ba­nyak orang non muslim yang berani jujur mengungkapkan bahwa beliau memang sosok pemimpin yang berkharisma serta menghargai sesama pemeluk agama diluar Islam.
Rasul tidak pernah memerintahkan kaumnya untuk memerangi orang kafir yang tidak memerangi mereka. Rasul justru melarang umat Islam untuk membunuh musuh yang sudah tidak bersenjata, perempuan, orang jompo, maupun anak-anak. Sifat ksatria rasul yang seperti inilah yang kemudian menjadi alasan umat agama lain untuk mengangumi beliau sebagai seorang panglima perang yang memiliki jiwa ksatria.
Banyak pemikir-pemikir hebat di dunia ini yang terisnpirasi oleh kehidupan dan perangai seorang Muhammad SAW. Mereka menjadikannya sebagai anutan dalam mendalami bidang ilmunya masing-masing, meskipun sebagian dari mereka masih segan untuk memeluk agama yang dibawa oleh rasul penutup tersebut.
Layaknya kata pepatah, semakin tinggi pohon tumbuh semakin kencang pula angin yang menerpanya. Begitu juga yang dialami oleh sosok Rasullulah Muhammad dewasa ini. Melihat begitu agungnya beliau baik di mata umat Islam maupun umat agama lain, ada beberapa kelompok ekstremis yang coba untuk mencari popularitas dengan cara membuat berbagai karya yang tujuannya untuk menghina Nabi Muhammad.
Tentu kita pernah mendengar nama Salman Rushdie yang sempat menggem­­parkan dunia karena membuat novel berjudul Satanic Verses (ayat-ayat setan). Novel ini berisikan fitnah terha­dap Nabi Muhammad yang diceritakan sebagai seorang pedofil, diktator bernafsu besar, serta memiliki ambisi kekuasaan yang selangit. Keputusan berani Rushdie ini harus dia bayar mahal karena hingga kini ia harus hidup secara nomaden dan tersembunyi. Sangat banyak ancaman yang dia terima apalagi menyusul di­keluarkannya fatwa mati oleh Ruhullah Khomeini yang merupakan pemimpin revolusi Islam, Iran terhadap dirinya.
Rushdie agaknya tidak ingin dirinya bernasib sama dengan sutra­dara kontroversi asal Belanda, Theo van Gogh yang harus menerima ajalnya setelah seorang remaja menembak kepalanya saat ia bersepeda pagi di jalanan kota Amsterdam. Remaja tersebut terbakar hatinya melihat film yang diproduksi oleh Gogh pada tahun 2004 berjudul Submission. Film ini, menceritakan kehidupan pe­rem­­puan Islam yang tertindas, terhina, dan terkadang mendapat perlakuan tidak manusiawi.
Dalam pembuatan film berdurasi pendek tersebut, Gogh dibantu oleh seorang imigran asal Somalia yang lari dari negaranya karena frustasi akibat memiliki keluarga yang berantakan. Imigran bernama Ayaan Hirsi Ali itu kemudian murtad setelah tinggal di Belanda.
Kisah fitnah yang dilancarkan kepada Nabi Muhammad tidak berhenti sampai di situ. Masih di negeri kincir angin Belanda, kali ini pelakunya merupakan salah seorang anggota parlemen Belanda bernama Geert Wilders yang kembali mengguncang dunia dengan film kontroversi yang ia buat pada tahun 2007 dan diunggah ke situs Youtube sehingga da­pat diakses oleh orang di seluruh dunia.
Film berdurasi 17 menit ini berisikan potongan-potongan video serta gunting­an-guntingan koran yang menggambar­kan Nabi Muhammad SAW, sebagai sosok yang beringas karena mengenakan serban yang siap diledakan. Film yang mengundang protes dari seluruh dunia tersebut dibuat dengan mengutip gambar-gambar karikatur Nabi, yang sempat di­muat oleh sebuah Koran di Denmark yang bernama Jyllands-Posten pada September 2005.
Wilders mungkin merasa tidak bersa­lah atas perbuatan yang menyinggung hati umat muslim di seluruh dunia tersebut. Namun ia harus menyadari bahwa akibat perbuatannya tersebut, seluruh keduataan besar maupun hal-hal yang berkaitan dengan Belanda di negara-negara yang berpenduduk mayoritas muslim merasakan dampak yang luar biasa akibat protes yang dilancarkan oleh para demonstran.
Agaknya fitnah yang dilancarkan terhadap Nabi Muhammad SAW. Nabi digambarkan belum akan berhenti. Terbukti sekarang dunia kembali dikejutkan dengan dirilisnya sebuah film kacangan berdurasi 13 menit yang menceritakan sosok Nabi Muhammad SAW sebagai seseorang yang ortodoks dan sa­ngat menggilai perempuan serta berda­rah panas. Film yang berjudul "Innocence of Muslim" tersebut diproduksi di Amerika Serikat oleh seseorang yang tidak jelas identitasnya dan mengaku bernama Sam ­Baccile.
Sama dengan fitnah-fitnah sebelumnya yang dilakukan oleh orang-orang yang berfikir fallacy. Kali ini fitnah mela­lui film kacangan tersebut juga menda­pat protes yang cukup keras dari seluruh umat Islam di dunia. Bahkan duta besar Amerika Serikat untuk Libya, harus te­was ditangan sekelompok orang yang marah dengan pembuatan film yang sangat menghinakan junjung­an umat islam tersebut.

(Penulis, Staf Pusat Studi HAM Unimed)**

0 comments:

Posting Komentar