MICHAEL Hart pernah merilis satu buku berisi tentang
tokoh-tokoh paling berpengaruh yang pernah ada dalam peradaban dunia ini. Dalam
buku tersebut, nama nabi besar Muhammad SAW menempati urutan pertama sebagai
tokoh yang paling populaer dan berpengaruh paling besar dalam sejarah hidup
manusia.
Tentu buku
tersebut dibuat bukan tanpa hasil penelitian yang asal-asalan. Penulis buku
tersebut telah terlebih dahulu mengumpulkan informasi dan data yang sangat
akurat mengenai sosok-sosok para tokoh yang akan dimasukannya kedalam bukunya.
Peringkat dua dan tiga dalam buku tersebut menempatkan nama Sir Issac Newton
dan Isa Almasih (Yesus Kristus) sebagai tokoh yang juga memiliki andil besar
terhadap peradaban dunia.
Hasil dari
kesimpulan buku tersebut bukanlah sesuatu yang berlebihan. Memang sewajarnya
nabi besar Muhammad mendapat apresiasi yang cukup tinggi oleh setiap manusia
yang ada di dunia ini, karena mampu membawa suatu perubahan yang sangat
signifikan dalam tatanan kehidupan masyarakat jahiliyah di Arab. Nabi Muhammad
SAW membawa konsep masyarakat madani dengan konsep islam yang rahmatan lil
alamin, yang kini justru tidak hanya dirasakan oleh mereka yang berada di
jazirah arab namun juga semua manusia di seluruh penjuru dunia.
Suka atau
tidak suka, kita harus berani jujur untuk mengatakan, beliau sebagai sosok
pemimpin yang tidak hanya berjuang untuk menyebarkan agama Islam dan memberi
perubahan dalam kehidupan masyarakat yang gelap tanpa aturan. Nabi Muhammad SAW
juga membawa pengaruh yang beliau berikan kepada dunia, tidak hanya dirasakan
oleh umat Islam semata yang menjadikan beliau sebagai suri teladan dalam
kehidupan, namun semua umat manusia terlepas dari apapun golongan dan
agamanya. Banyak orang non muslim yang berani jujur mengungkapkan bahwa beliau
memang sosok pemimpin yang berkharisma serta menghargai sesama pemeluk agama
diluar Islam.
Rasul tidak
pernah memerintahkan kaumnya untuk memerangi orang kafir yang tidak memerangi
mereka. Rasul justru melarang umat Islam untuk membunuh musuh yang sudah tidak
bersenjata, perempuan, orang jompo, maupun anak-anak. Sifat ksatria rasul yang
seperti inilah yang kemudian menjadi alasan umat agama lain untuk mengangumi
beliau sebagai seorang panglima perang yang memiliki jiwa ksatria.
Banyak
pemikir-pemikir hebat di dunia ini yang terisnpirasi oleh kehidupan dan
perangai seorang Muhammad SAW. Mereka menjadikannya sebagai anutan dalam
mendalami bidang ilmunya masing-masing, meskipun sebagian dari mereka masih
segan untuk memeluk agama yang dibawa oleh rasul penutup tersebut.
Layaknya
kata pepatah, semakin tinggi pohon tumbuh semakin kencang pula angin yang
menerpanya. Begitu juga yang dialami oleh sosok Rasullulah Muhammad dewasa ini.
Melihat begitu agungnya beliau baik di mata umat Islam maupun umat agama lain,
ada beberapa kelompok ekstremis yang coba untuk mencari popularitas dengan cara
membuat berbagai karya yang tujuannya untuk menghina Nabi Muhammad.
Tentu kita
pernah mendengar nama Salman Rushdie yang sempat menggemparkan dunia karena
membuat novel berjudul Satanic Verses (ayat-ayat setan). Novel ini berisikan
fitnah terhadap Nabi Muhammad yang diceritakan sebagai seorang pedofil,
diktator bernafsu besar, serta memiliki ambisi kekuasaan yang selangit.
Keputusan berani Rushdie ini harus dia bayar mahal karena hingga kini ia harus
hidup secara nomaden dan tersembunyi. Sangat banyak ancaman yang dia terima
apalagi menyusul dikeluarkannya fatwa mati oleh Ruhullah Khomeini yang
merupakan pemimpin revolusi Islam, Iran terhadap dirinya.
Rushdie
agaknya tidak ingin dirinya bernasib sama dengan sutradara kontroversi asal
Belanda, Theo van Gogh yang harus menerima ajalnya setelah seorang remaja
menembak kepalanya saat ia bersepeda pagi di jalanan kota Amsterdam. Remaja
tersebut terbakar hatinya melihat film yang diproduksi oleh Gogh pada tahun
2004 berjudul Submission. Film ini, menceritakan kehidupan perempuan Islam
yang tertindas, terhina, dan terkadang mendapat perlakuan tidak manusiawi.
Dalam
pembuatan film berdurasi pendek tersebut, Gogh dibantu oleh seorang imigran
asal Somalia yang lari dari negaranya karena frustasi akibat memiliki keluarga
yang berantakan. Imigran bernama Ayaan Hirsi Ali itu kemudian murtad setelah
tinggal di Belanda.
Kisah fitnah
yang dilancarkan kepada Nabi Muhammad tidak berhenti sampai di situ. Masih di
negeri kincir angin Belanda, kali ini pelakunya merupakan salah seorang anggota
parlemen Belanda bernama Geert Wilders yang kembali mengguncang dunia dengan
film kontroversi yang ia buat pada tahun 2007 dan diunggah ke situs Youtube
sehingga dapat diakses oleh orang di seluruh dunia.
Film
berdurasi 17 menit ini berisikan potongan-potongan video serta guntingan-guntingan
koran yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW, sebagai sosok yang beringas karena
mengenakan serban yang siap diledakan. Film yang mengundang protes dari seluruh
dunia tersebut dibuat dengan mengutip gambar-gambar karikatur Nabi, yang sempat
dimuat oleh sebuah Koran di Denmark yang bernama Jyllands-Posten pada
September 2005.
Wilders
mungkin merasa tidak bersalah atas perbuatan yang menyinggung hati umat muslim
di seluruh dunia tersebut. Namun ia harus menyadari bahwa akibat perbuatannya
tersebut, seluruh keduataan besar maupun hal-hal yang berkaitan dengan Belanda
di negara-negara yang berpenduduk mayoritas muslim merasakan dampak yang luar
biasa akibat protes yang dilancarkan oleh para demonstran.
Agaknya
fitnah yang dilancarkan terhadap Nabi Muhammad SAW. Nabi digambarkan belum akan
berhenti. Terbukti sekarang dunia kembali dikejutkan dengan dirilisnya sebuah
film kacangan berdurasi 13 menit yang menceritakan sosok Nabi Muhammad SAW
sebagai seseorang yang ortodoks dan sangat menggilai perempuan serta berdarah
panas. Film yang berjudul "Innocence of Muslim" tersebut diproduksi
di Amerika Serikat oleh seseorang yang tidak jelas identitasnya dan mengaku
bernama Sam Baccile.
Sama dengan
fitnah-fitnah sebelumnya yang dilakukan oleh orang-orang yang berfikir fallacy.
Kali ini fitnah melalui film kacangan tersebut juga mendapat protes yang
cukup keras dari seluruh umat Islam di dunia. Bahkan duta besar Amerika Serikat
untuk Libya, harus tewas ditangan sekelompok orang yang marah dengan pembuatan
film yang sangat menghinakan junjungan umat islam tersebut.
(Penulis, Staf Pusat Studi HAM Unimed)**
0 comments:
Posting Komentar