Salah satu calon gubernur Sumatera Utara, Effendi Simbolon menuai
banyak kecaman khusunya dari masyarakat dan tokoh adat batak. Pasalnya
beliau mengkritik pemberian tongkat Tunggal Panaluan sebagai simbol
kepercayaan tokoh adat Batak di Tapanuli kepada Dahlan Iskan yang
dianggap memiliki kontribusi nyata terhadap pembangunan bandara Silangit
yang rencananya akan dijadikan bandara internasional.
Oleh: Eka Azwin Lubis
Selain diberikan tongkat Tunggal Panaluan, Dahlan juga disematkan
ulos bulang-bulang pertanda bahwa beliau memiliki peran yang signifikan
atas kemajuan tanah batak setelah memenuhi beberapa kriteria filosofis
adat batak yakni hagabeon, hamoraon, dan hasangapon.
Namun hasil dari kesepakatan tokoh adat batak khususnya di
Bonapasogit tersebut justru dikritik oleh Effendi Simbolon yang
menyatakan bahwa Dahlan Iskan sangat tidak pantas untuk mendapatkan
penghormatan tersebut, karena dirinya hanya orang gila.
Hal inilah yang kemudian mendapat respon yang begitu keras oleh
masyarakat karena Effendi dinilai tidak pantas untuk mengeluarkan
pernyataan seperti itu, apalagi statusnya yang saat ini merupakan calon
gubernur Sumatera Utara.
TB. Silalahi selaku tokoh politik nasional dan berdarah Batak
mengatakan bahwa Effendi tidak layak untuk menjadi pemimpin karena tidak
pantas seorang pemimpin menebar kebencian karena sentimen pribadi.
Selain itu beberapa tokoh adat batak mengecam keras pernyataan Effendi
tersebut yang dianggap sebagai pelecehan kepada tokoh batak yang
memberikan penghormatan kepada Dahlan Iskan. Mereka menilai pemberian
penghormatan tersebut dilakukan bukan dengan cara yang asal-asalan,
melainkan atas musyawarah bersama yang mengahasilkan pemufakatan
diantara sesama tokoh adat batak.
Kekeliruan pernyataan yang dilakukan oleh Effendi ini merupakan satu
preseden buruk bagi dirinya yang ingin mendapat dukungan dari masyarakat
sumut sebagai gubernur mendatang. Suka atau tidak suka, Effendi harus
berani meminta maaf kepada Dahlan Iskan dan masyarakat serta tokoh adat
batak khusunya atas pernyataan yang pernah ia keluarkan sebelumnya.
Dengan hal ini mungkin kepercayaan masyarakat atas dirinya akan
kembali muncul seiring memudarnya popularitas beliau khusunya di mata
warga batak yang ada di Tapanuli Utara.
Ucapan Yang Jadi Boomerang
Effendi Simbolon bukanlah orang pertama yang tersandung masalah karena pernyataannya yang keliru kepada khalayak ramai. Sebelumnya kita juga sempat dikejutkan dengan pernyataan Rhoma Irama yang mendeskriditkan pasangan Jokowi dan Basuki Tjahya Purnama ( Ahok ) saat mereka bertarung dalam memperebutkan posisi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Namun saat dimintai klarifikasinya, Rhoma mengaku hanya mengatakan apa yang menjadi kewajibannya sebagai seorang pemuka agama.
Effendi Simbolon bukanlah orang pertama yang tersandung masalah karena pernyataannya yang keliru kepada khalayak ramai. Sebelumnya kita juga sempat dikejutkan dengan pernyataan Rhoma Irama yang mendeskriditkan pasangan Jokowi dan Basuki Tjahya Purnama ( Ahok ) saat mereka bertarung dalam memperebutkan posisi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Namun saat dimintai klarifikasinya, Rhoma mengaku hanya mengatakan apa yang menjadi kewajibannya sebagai seorang pemuka agama.
Belakangan kita juga dikejutkan dengan pernyataan kontroversi yang
dikeluarkan oleh seorang politisi Partai Demokrat Sutan Bhatugana yang
dinilai telah melecehkan mantan Presiden RI Abdurahman Wahid (Gus Dur).
Kejadian tersebut bermula saat Sutan menghadiri Forum Dialog
Kenegaraan DPD bertema “Pembubaran BP Migas untuk Kemakmuran Rakyat?”
pada 21 November 2012 lalu.
Ketika itu ada seorang aktivis Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie
Massardi yang menuding bahwa Komisi VII telah mengadakan rapat untuk
memperkuat posisi BP Migas. Dengan seketika Sutan mengeluarkan argument
untuk membalas, yang dalam pernyataanya ada kalimat “Jika anda
mengatakan Gus Dur itu bersih, kenapa dia diturunkan di tengah jalan”.
Hal inilah yang kemudian memperuncing suasana hingga menuai protes
dari pihak PBNU yang menganggap Sutan telah melecehkan Gus Dur. Saat
dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Sutan membenarkannya dan mangatakan
bahwa ada kata-kata yang ditambahkan padahal dia tidak mengatakannya.
Hingga saat ini pernyataan seorang tokoh baik itu pemimpin negara,
pemimpin agama, atau hanya sekedar selebritis, banyak menjadi inspiratif
bagi para penggemarnya. Sehingga seorang public figure sangat dituntut
kecerdasan dan kedewasaan berfikirnya dalam mengeluarkan setiap
pernyataan karena akan menjadi konsumsi publik.
Mereka harusnya sadar bahwa pernyataan yang mereka keluarkan ibarat
pedang bermata dua. Satu sisi pernyataan tersebut dapat menjadi
inspirasi bagi banyak orang, namun di sisi yang lain kata-kata mereka
bisa saja ditangkap sebagai sebuah pernyataan kontroversi oleh publik.
Apalagi saat ini sangat banyak tokoh nasional yang mencuat namanya
karena pernyataan nyelenehnya yang mengundang protes dari berbagai
kalangan yang merasa keberatan dengan apa yang meraka utarakan.
Bukankan inilah sikap yang harusnya dipahami secara cerdas oleh para
public figure termasuk tokoh politik dengan makna yang berbeda-beda oleh
para pendengarnya. Alih-alih ingin membengkokan sejarah dengan
pernyataan-pernyataan hebat layaknya beberapa tokoh diatas, mareka pasti
akan dikenang dengan pernyataan nyelehnya yang telah melukai beberapa
kalangan.
Tokoh Besar dengan Pernyataan Cerdas
Mahatma Gandhi pernah mengatakan bahwa “ Jika kau diperangi oleh musuhmu, maka balas dia dengan cinta”. Pernyataan sangat bijak dari seorang pemimpin yang mendapat banyak kritikan dari para pesaing politiknya saat itu.
Mahatma Gandhi pernah mengatakan bahwa “ Jika kau diperangi oleh musuhmu, maka balas dia dengan cinta”. Pernyataan sangat bijak dari seorang pemimpin yang mendapat banyak kritikan dari para pesaing politiknya saat itu.
Seperti yang dijelakan diatas bahwa tidak semua pernyataan hebat
tersebut muncul secara konseptual, ada juga yang muncul dengan spontan
dari seorang pemimpin dalam menjawab tuntutan rakyatnya yang kemudian
justru mendunia karena begitu indah, seperti mantan presiden Amerika
Serikan Franklin Delano Roosevelt yang pada saat itu menerima banyak
tuntutan dari rakyatnya sehingga beliau mengatakan” Jangan tanyakan apa
yang negara berikan kepada anda, tapi pertanyakanlah apa yang telah anda
berikan kepada negara”.
Dari pernyataan tersebut, tidak hanya masyarakat Amerika Serikat saja
yang tergugah hatinya, namun masyarakat negara lain juga tersentuh
dengan pernyataan tersebut sehingga ingin berbuat apapun demi negara
yang mereka cintai.
Tidak kalah dengan pemimpin negara lain, bapak bangsa Indonesia
sekaligus presiden pertama kita Ir. Soekarno, selain dikenal dengan jiwa
kharismatiknya, beliau juga dikenal dengan pernyataan-pernyataanya yang
membangun. Manakala beliau ditanya tentang konsepnya dalam membawa
Indonesia menuju bangsa yang maju dan berwibawa dimata dunia, dengan
seketika beliau menjawab “Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan ku
guncang dunia”.
Dengan pernyataan tersebut berarti Soekarno begitu yakin bahwa
kemartabatan dan kejayaan Indonesia ada ditangan pemudanya yang
merupakan tonggak masa depan bangsa.
Pernyataan tersebut hingga kini masih santer terdengar mengiringi
semangat pemuda dalam menjalankan mengeluarkan setiap pernyataan karena
akan diterjemahkan kehidupannya yang dibebani tanggung jawab moral
sebagai penentu arah bangsa.
Penulis: Kabid PTKP HMI FIS dan Staf Pusham Unimed