Salam Sada Roha

Welcome To Freedom Area *Human Love Human*

Story of MALANG

Kongres Himnas PKn 2011.

Story of Bandung

Kongres Himnas PKn 2012.

Story of Pandeglang

LK II HMI Cab. Pandeglang.

Aksi Kamisan

SeHAMA Angkatan IV 2012.

Debat Dengan Raja Minyak

Arya Duta Hotel - Medan 2011.

Rabu, 14 Agustus 2013

Fenomena Mudik dan Proyek Perbaikan Jalan (Opini Analisa)

Oleh: Eka Azwin Lubis. Bulan suci Ramadhan tinggal hitungan hari lagi akan berakhir. Seiring dengan berakhirnya bulan dimana umat Islam yang beriman dituntut untuk memperbanyak amal ibadah demi meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, maka hari kemenangan datang sebagai momentum bagi kita yang telah berhasil mengalahkan hawa nafsu yang pada hakikatnya merupakan musuh terbesar bagi umat manusia dalam hidup. 

Hari Raya Idul Fitri merupakan saat yang paling dinantikan karena seluruh faedah yang menjadi capaian umat Islam yang beriman selama bulan Ramadhan tergantikan dengan kemeriahan hari kemenangan. Khusus di Indonesia, ada banyak tradisi unik yang tidak terdapat di negara lain terkait perayaan hari Raya Idul Fitri. Bersilaturahmi atau yang kerap disebut dengan halal bi halal kepada seluruh sanak saudara dan kaum kerabat adalah salah satu bentuk agenda wajib yang selalu dilakukan saat hari Raya Idul Fitri.

Halal bi halal dimanfaatkan bagi umat Islam sebagai ajang untuk saling bermaaf-maafan atas segala kesalahan yang pernah diperbuat agar kita kembali suci dan bersih layaknya seorang bayi yang baru dilahirkan sesuai makna dari Idul Fitri itu sendiri yakni kembali suci. Segala bentuk dinamika negatif yang selama ini menemani kehidupan masyarakat seolah terhapus seiring moment saling berjabat tangan antara satu manusia dengan manusia lainnya sembari menuturkan rasa maaf dan berintrospeksi diri agar silaturahmi dapat terus terjaga.

Tentu ajang silaturahmi yang paling afdol dilakukan dengan cara bertatap muka dan saling berjabat tangan sehingga maaf-memaafkan yang dihaturkan dapat dilakukan secara langsung. Untuk dapat mengaktualisasikan moment tersebut, maka disinilah tradisi mudik menjadi hal urgen yang jarang untuk dilewatkan. 

Mudik (pulang ke kampung halaman) merupakan budaya yang juga hanya terdapat di Indonesia saat hari Raya Idul Fitri berlangsung. Mereka yang umumnya selama ini hidup di perantauan dan jauh dari sanak keluarga di kampung halaman sangat menunggu waktu mudik ketika lebaran untuk bisa merayakan megahnya hari kemenangan bersama seraya dapat saling bersilaturahmi dengan seluruh handai tolan.

Jauh-jauh hari sebelum hari Raya Idul Fitri datang, gegap gempita terkait mudiknya masyarakat Indonesia ke kampung halamannya masing-masing sudah terasa. Seluruh media transportasi mulai diserbu oleh masyarakat yang tidak ingin kehabisan tiket saat hendak mudik lebaran, mulai dari kereta api yang menjadi sarana transportasi paling merakyat, bus, kapal laut, hingga pesawat terbang tak luput dari serbuan para pemudik. Perusahaan-perusahaan penyedia jasa mudik baik yang dikelola swasta maupun negara, seketika juga menambah armadanya agar dapat melayani semua calon pemudik dengan maksimal.

Ada satu perspektif yang mengakar dalam masyarakat Indonesia bahwa lebaran dengan berkumpul bersama sanak keluarga akan terasa lebih afdol dibandingkan jika berlebaran hanya dilakukan seorang diri atau dalam komunitas yang lebih kecil, sehingga mudik menjadi satu momentum yang seolah wajib dilakukan setiap tahunnya demi tercapainya keafdolan berlebaran di kampung halaman. 

Mudik yang dilakukan juga beragam caranya, mulai dari pulang secara sendiri-sendiri maupun pulang kampung secara massal dengan harapan kebersamaan selama perjalanan mudik dengan sesama perantau akan menambah wadah silaturahami diantara semua insan manusia. Sungguh satu tradisi yang sangat kental mengakar di tengah kehidupan umat Islam di Indonesia meskipun kita barang kali tidak mengerti sejak kapan budaya yang sesungguhnya tidak diatur dalam agama ini mulai dilakukan oleh masyarakat Indonesia mengingat tidak ada negara lain yang melakukan hal serupa meskipun memiliki banyak penduduk yang beragama Islam.

Ajang Pemanfaatan

Dalam suasana kemeriahan mudik pada saat lebaran ini, ada satu kejanggalan yang kerap menjadi pertanyaan bagi kita semua terkait perbaikan jalan lintas yang digunakan para pemudik untuk pulang ke kampung halaman. 

Setiap tahun menjelang Idul Fitri dan ketika hiruk pikuk mudik mulai bergema, maka pemerintah juga mulai melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki jalan lintas agar dapat digunakan dengan baik selama perjalanan mudik berlangsung. Pada dasarnya hal tersebut terlihat wajar mengingat sudah sepatutnya pemerintah menyedikan infrastruktur bagi warga negara dengan baik sehingga dapat digunakan secara maksimal.

Persoalan muncul manakala hal ini terus menerus dilakukan setiap tahun tanpa ada henti-hentinya. Seakan menjadi agenda wajib layaknya mudik lebaran, perbaikan jalan ini ternyata merupakan ajang mencari makan bagi orang-orang yang kerap memanfaatkan berbagai situasi demi terpenuhinya kas pribadi termasuk saat fenomena mudik berlangsung.

Betapa tidak, jika kita berfikir dengan akal sehat, perbaikan jalan apabila dilakukan dengan maksimal dan menggunakan berbagai bahan yang benar-benar sesuai kualitas agar dapat tahan lama, maka tidak perlu mendapat perbaikan setiap tahunnya karena sudah dapat digunakan sesuai standar operasional.

Tapi inilah Indonesia, dengan beragam keunikan dalam fenomena sosialnya, masih banyak terdapat oknum-oknum rakus yang terus memanfaatkan proyek perbaikan jalan dengan dalih optimalisasi infrastruktur jalan raya saat mudik berlangsung. Butuh ketegasan dalam hal ini agar proyek perbaikan jalan tidak menjadi ajang manfaat demi mendulang keuntungan pribadi semata.

Alangkah lebih afdol segala bentuk sifat tamak dan rakus dapat lenyap seiring datangnya hari kemenangan nanti, sebab semua akan terkesan sia-sia ketika apa yang telah kita lakukan selama bulan suci Ramadhan dalam rangka meningkatkan amal ibadah kepada Allah apabila sifat rakus masih setia menempel pada diri.

Minal Aidin Wal Faidzin.***

Penulis adalah Staf Pusham Unimed dan Aktivis HMI

Artikel dimuat pada: 07 Aug 2013